:: Marilah kita "Berfikir Di Luar Kotak Pemikiran" ::
...Guang Amba..
Walaupun ku tahu
kita tak mungkin bersama
namun ku tetap sanjung cinta ini,
Walau ku tahu cinta kita terhalang
namun ku tetap memuja hatimu,
pada hati dan naluri
kau tetap bertakhta juara
sayang dan rindu tetap mengakui keikhlasan...
.....asha...
Cinta terhalang?
apakah tiada lagi
kekuatancinta kita
apakah tiada lagi
upaya kita
mempertahankan cinta ini
agar tidak menjadi
cinta terhalang?
...Guang Amba...
Kau lemparkan senyuman terkandung sengsara
kau begitu kejam melihat aku terumbang ambing
di hempas badai pilu
di tempias ombak lara
aku terkapai kapai
di lautan yang begitu rakus menelan kenangan
manis antara kita
aku gagal untuk mempertahankan seruan cinta ini...
......asha...
Senyuman terkandung sengsara
tak mampu menampung derita
yang kian parah
membenam ke dasar hati.
salah siapakah?
aku?
kau?
dia?
atau
Hukum Cinta?
atas ketidakupayaan kita
mempertahankan cinta ini.
.....Guang Amba...
Hukum cinta?
Satu mandatori atau ciptaan kita sendiri
pada siapa jawapannya?
pastinya hanya Dia...
Walau getir hidup waktu kemarau cinta
tiada setitis pun air mata yang gratis
aku punya sandaran untuk
aku berdiri di sudut keyakinan
menanti penuh sabar dan gementar
kerana aku tau
Ketika cinta memanggil hangatnya nafasku
Ketika cinta memanggil gementar tubuhku
Ketika cinta memanggil menderu sang rindu
.....asha..
Berdiri di birai malam
menyahut panggilan cintamu
mendengar nyanyian rindumu
bergetar mahkota rasaku
menyentakkan aku
dari lena yang panjang
dan untuk seketika
ingin aku mendakapi
impianmu biar bersatu
dalam impianku.
....Guang Amba..
Alunan rindu semalam
masih lagi mendayu
pada barisan halwa rasa
biar pun kau telah tiada
aku tetap menanti dengan penuh harapan
aku tetap merasakan dengan penuh ketulusan
getar jiwa ini masih terlalu muda untuk kau tinggalkan
kenapa?
harus dijadikan aku insan yang merana
memendam seribu rasa....
...asha...
Alunan rindumu
Bicara sendumu
Harapanmu
kian memenjarakan aku
di laman ini...
saat pandangan kita bersatu
getar hati masih terasa
dan saat itu jua
aku bagi tersedar dari lena
dan saat itu jua
aku harus akui
cinta ini masih menyala...
...Guang Amba..
Untuk melepaskan kau pergi
tidak semudah kau sangka
aku tekad untuk sembunyikan perasaan ini
aku rela terjadi begini
telah ku hapuskan air mata
dan ku iringi setiap langkah kepergianmu
sukar untuk ku rasa
kerna hati ini telah terluka
kau calar dan tikam dada ini
aku meratapi kesepian yang kautinggalkan dulu.....
...asha...
Maafkan aku
kiranya aku tak mampu lagi
menyambut salammu
kerana hatiku masih terluka
akan cerita semalam.
Maafkan aku kiranya
terpaksa aku biarkan
kau pergi dalam pekat malam
kerana aku masih tak mampu
merawat calar yang tercalar
oleh sikapmu semalam.
MAAFKAN AKU
...Guang Amba..
Dedaun kemaafan gugur tika subuh benci
menyentuh pada dahan hati
gemersik angin rindu memusnahkan ranting rasa
ketika pucuk hati melilit bahagia
tiada lagi sekuat mana untuk terus
berada di sini
rebahlah kisah silam bersama waktu
yang kita ciptakan dulu...
....asha...
Hancur luluh pepatah harapku
saat kau jatuhkan kata PUTUS
Punah ranah bumbung rinduku
Saat kau padam kata MAAF
Gelap gelita duniaku
Saat kau ucapkan..LUPAKAN CINTA INI.
Dan tanpa dapat kutahan
airmata deras membasahi
diari cinta kita
memadam semua catatan
perjalanan cinta KAU dan AKU
....Guang Amba..
Kemana harusku nyalakan
semarak rasa cinta esok?
Pada siapaku bisikkan kata rindu ini?
Untuk siapaku lemparkan kebahagiaan itu?
Dimana ku cari ganti mu?
Mampukah aku bertahan sehingga saat ini?
Aku bagai putus tali
melayang tiada arah
ikut kata hati
ikut rasa setia
biarlah CINTA hadir sendiri...
03 May 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment