:: Marilah kita "Berfikir Di Luar Kotak Pemikiran" ::
Pak tani bertanam padi
merah kulitnya dimamah mentari
keringat basah melayari wajah
wajah berkerut penuh rahsia
rahsia terlalu banyak sendunya.
Keluh kesahnya tiada yang tahu
hanya pada waktu dia berbicara
melempar resah berbalut sengsara
yang pernah diulit mimpi lena semalam
bahagianya sedetik sengsaranya semusim
kasih bermukim mengintai lalu.
Pada celah ketulusan
harapan ditadah tiada dusta
mengharap pada simpati usia
namun akal minda berbisik ragu
gentar pada sebuah kebenaran
takut pada satu ketentuan
yang mana belum pasti
realiti di anjung waktu.
Tegarkah masa akan menanti
perjuangan kian longlai
dimamah kebencian,diratah keimanan
bertabrakan pada sejadah luka
walau kuping semangat merapuh.
Langkah melangkah mengheret payah
melurikan harapan mengaburi
kejamnya...tanpa simpati
lalu tertawa pada kepayahan
bertepuk pada derita jiwa.
Sinisnya pada kehibaan
dustanya di balik senyum
berlindung pada kenyataan
membendung luka hatinya
bernanah pahit
berkudis perit
punah bersama keegoan
menyembab puing-puing kehancuran
kerana dusta selingkuhnya
terpanah bingkai setia kasih
merombak kehinaan yang terlalu agung
dan menitiklah derita bertamu.
17 March 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment