Dalam ramai kau keseorangan
dalam tawamu kau kesunyian
mencari damaimu
tapi aku...
dalam senyumku ada kelukaan
dalam tawaku ada tangis
mencari jejak yang kian samar.
syukur...dalam pencarianmu
masih juga ada petunjukmu
paksi damai..
tapi aku...
dari mana?
bagaimana?
dan apa?
semuanya adalah persoalan tak berjawab
kerna aku tak miliki ketentuan
dalam pencarian ini.
pada keterbatasan perjalanan
pada keterbatasan pencarian
pada keterbatasan ikatan
nak disesalkan pada siapa?
nak disalahkan pada siapa?
kerana antara kau dan aku
kita sama saja
egonya menggunung
sedang pada hakikatnya
kita cuma picisan manusia
tanpa apa-apa...
dalam tawamu kau kesunyian
mencari damaimu
tapi aku...
dalam senyumku ada kelukaan
dalam tawaku ada tangis
mencari jejak yang kian samar.
syukur...dalam pencarianmu
masih juga ada petunjukmu
paksi damai..
tapi aku...
dari mana?
bagaimana?
dan apa?
semuanya adalah persoalan tak berjawab
kerna aku tak miliki ketentuan
dalam pencarian ini.
pada keterbatasan perjalanan
pada keterbatasan pencarian
pada keterbatasan ikatan
nak disesalkan pada siapa?
nak disalahkan pada siapa?
kerana antara kau dan aku
kita sama saja
egonya menggunung
sedang pada hakikatnya
kita cuma picisan manusia
tanpa apa-apa...
Aslmkm sis, andai sajak ini ada berkenaan dengan saya, ingin saya katakan ego saya lama sudah bunuh, tak taulah jika ianya masih hidup. Sajak yang menarik sis
ReplyDeletesajak ini amat bermakna buat diri saya dan ianya dicipta bersama seorang rakan maya secara spontan..
ReplyDeleteHarap-harap keegoan itu bukan milikmu sepertimana aku yang masih dibentengi keegoan yang amat menebal..
Maaflah jika sajak ini mengena...
Hehehehe tak hal, manusia bebas utk memiliki persepsi sendiri
ReplyDeletePersepsi adalah mainan minda...kekadang persepsi itu mengena dan ada tikanya tersasar..
ReplyDeleteSohih :)
ReplyDeleteSohih?Apa sebenarnya pengertian sohih?Boleh diperjelaskan?
ReplyDeleteSahih ... benar
ReplyDelete